Topeng telah menjadi salah satu
bentuk ekspresi paling tua yang pernah diciptakan peradaban manusia.
Topeng merupakan benda yang
dipakai diatas wajah,pada umumnya topeng dipakai untuk mengiringi musik
kesenian daerah yang melambangkan nilai nilai kehormatan,karakter dalam
mengiringi kesenian.topeng telah ada di Indonesia sejak zaman prasejarah.secara
luas digunakan dalam tari topeng yang menjadi bagian dari upacara adat atau
penceritaan kembali cerita cerita kuno dari para leluhur.
Pada bagian besar masyarakat
dunia,topeng memegang peranan penting dalam berbagai sisi kehidupan yang
menyimpan nilai nilai magis dan suci.
Pada modern saat ini topeng
merupakan salah bentuk karya seni tinggi.tidak hanya karena keindahan estetis yang
dimilikinya,namun sisi misteri yang tersimpan pada raut wajah topeng tetap
mampu memancarkan kekuatan magis yang sulit diterjemahkan dengan bahasa logika.
Topeng Cirebon jawa barat,terbuat
dari kayu hasil bumi hutan Cirebon seperti kayu pule dan kayu sengon yang
memiliki kriteria lunak dalam pengerjaanya awet dan kuat.akan tetapi,harus
membutuhkan ketekunan,ketelitian yang tepat,serta waktu yang cukup dalam proses
penciptaanya.
Topeng Cirebon dikenal sebagai
topeng panca wanda lima yang artinya(lima rupa)yang dimaksud ‘lima rupa’ adalah
alat bantu tarian topeng Cirebon.menurut kepercayaan dari sejarah dan budaya
Cirebon,topeng babakan lima wanda memliki fakta yang dapat diukur dengan
pendekatan spiritual dan sifat sifat manusia di Cirebon,sehingga didalamnya
memiliki isi makna yang dimiliki oleh peradaban budaya asli Cirebon,ada lima
jenis topeng babakan Cirebon,diantaranya adalah:
Topeng panji,merupakan sebuah
topeng yang menggambarkan jiwa yang halus.topeng panji mempunyai simbol yang
berhati putih,bersih,tabularasa ibarat bayi yang baru lahir.topeng panji
memiliki warna topeng sesuai simbolnya yaitu berwarna putih polos hingga
pakaian serba putih.gerakan tarinya dipraktekkan secara lembut,tenang,dan
sederhana,musiknya sangat dinamis,yang memberi arti akan dedikasi manusia yang
suci dan tidak mudah tersentuh oleh hiruk pikuk duniawi yang mengarah kepada
hal negatif.
Topeng samba,merupakan topeng
yang menggambarkan jiwa yang halus,topeng panji juga memiliki simbol berhati
putih,bersih,ibarat baru yang baru lahir ke dunia.warna topengnya putih polos
hjngga pakaian serba putih,gerakannya tarinya dipraktekkan secara lembut,tenang
dan sederhana,alunan musiknya sangatlah dinamis,yang memberi arti akan dedikasi
manusia yang suci dan tidak mudah tersentuh oleh hiruk pikuk duniawi yang
mengarah kepada hal negatif.
Topeng rumyang,merupakan topeng
yang menggambarkan dari jiwa manusia yang sudah melepaskan nafsu duniawinya dan
menjadi manusia yang harum.warna topengnya merah jambu yang berasal dari kata
Arum / Harum dan yang/hyang(tuhan).maknanya bahwa kita senantiasa mengharumkan
nama tuhan yaitu dengan Do’a dan Dzikir.topeng rumyang menggambarkan kehidupan
tentang anak manusia pada masa pencarian ati diri.memiliki karakter yang selalu
penasaran akan kebesaran tuhan,
Topeng
patih(temunggung),merupakan topeng yang menggambarkan dari jiwa yang sudah
dewasa.topeng patih ini menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas,dan
bertanggung jawab.simbol topeng temenggung memaknai dari kebaikan sesama
manusia,saling menghormati dan senantiasa mengembangkan silih asah,silih asih
dan silih asuh,senantiasa berbuat baik pada sesamanya.karakernya
mengindikasikan dari gambaran kehidupan tentang para bangsawan kraton.
Topeng klana(rahwana),merupakan
topeng yang menggambarkan jiwa manusia yang bertabiat buruk dengan penuh hawa
nafsu dan emosi.masyarakat Cirebon memaknai topeng kelana sebagai simbol
angkara murka,kerakusan manusia.kriteria adannya simbol angkara murka ini
menjadi ragam pendapat dan menjadi pusat perhatian seniman
Topeng
telah menjadi salah satu bentuk ekspresi paling tua yang pernah diciptakan
peradaban manusia. Pada sebagian besar masyarakat dunia, topeng memegang
peranan penting dalam berbagai sisi kehidupan yang menyimpan nilai-nilai magis
dan suci. Pada masa modern saat ini topeng merupakan salah satu bentuk karya
seni tinggi. Tidak hanya karena keindahan estetis yang dimilikinya, namun sisi
misteri yang tersimpan pada raut wajah topeng tetap mampu memancarkan kekuatan
magis yang sulit diterjemahkan dengan bahasa logika.
Sama
halnya dengan topeng Cirebon Jawa barat, terbuat dari kayu hasil bumi hutan
Cirebon seperti kayu pule dan kayu sengon yang memiliki kriteria lunak dalam
pengerjaannya awet dan kuat, akan tetapi harus membutuhkan ketekunan,
ketelitian yang tepat, serta waktu yang cukup dalam proses penciptaannya.
Secara turun temurun kerajianan khas topeng Cirebon yang merupakan hasil
kebudayaan Kota Cirebon tidak hanaya dipandang sebagai kedok, topeng atau
penutup wajah. Sejarah menunjukkan kemunculan seni karya Topeng Cirebon di
mulai pada masa kesultanan Cirebon yang bermuatan seni bernafaskan ajaran agama
islam dan dipergunakan untuk kepentingan dakwah.
Menurut
literatur, Topeng Cirebon merupakan gambaran sangat puitik mengenai hadirnya
alam semesta serta umat manusia. Sang Hyang Tunggal yang merupakan ketunggalan
mutlak tanpa pembedaan, berubah menjadi keanekaan relatif yang sangan
berbeda-beda sifatnya.
Topeng Cirebon pada awalnya berpusat di Keraton-keraton, kini tersebar di lingkungan rakyat petani pedesaan. Dan seperti umumnya kesenian rakyat, maka Topeng Cirebon dengan cepat mengalami transformasi. Proses transformasi itu berakhir dengan keadaan yang terjadi pada saat ini, yakni berkembangnya berbagai gaya Topeng Cirebon seperti, Losari, Selangit, Kalianyar, Kreo, Palimanan serta berkembang di pelosok-pelosok Kecamatan Klangenan, Plumbon, serta Arjawinangun.
Topeng Cirebon pada awalnya berpusat di Keraton-keraton, kini tersebar di lingkungan rakyat petani pedesaan. Dan seperti umumnya kesenian rakyat, maka Topeng Cirebon dengan cepat mengalami transformasi. Proses transformasi itu berakhir dengan keadaan yang terjadi pada saat ini, yakni berkembangnya berbagai gaya Topeng Cirebon seperti, Losari, Selangit, Kalianyar, Kreo, Palimanan serta berkembang di pelosok-pelosok Kecamatan Klangenan, Plumbon, serta Arjawinangun.
Topeng
Cirebon dikenal sebagai Panca Wanda (Lima Rupa) yang merupakan alat bantu
Tarian Topeng Cirebon. Berdasarkan kepercayaan dari sejarah dan budaya Cirebon,
Topeng Babakan Lima Wanda memiliki fakta-fakta yang dapat diukur dengan
pendekatan spiritual dan sifat-sifat manusia di Cirebon, sehingga di dalamnya
memiliki muatan makna keilmuan yang dimiliki oleh peradaban budaya asli
Cerebon, kelima jenis Topeng Babakan Cirebon, diantaranya adalah :
Topeng Panji, merupakan sebuah penggambaran dari jiwa yang halus. Topeng Panji memiliki simbol berhati putih, bersih, tabularasa ibarat bayi yang baru lahir. Warna topengnya putih polos hingga pakaian serba putih. Komposisi gerakan tari di praktekkan secara lembut, tenang dan sederhana, walaupun alunan musiknya sangatlah dinamis, yang memebri arti akan dedikasi manusia yang suci dan tidak mudah tersentuh oleh hiruk pikuk duniawi yang mengarah kepada hal negatif.
Topeng Panji, merupakan sebuah penggambaran dari jiwa yang halus. Topeng Panji memiliki simbol berhati putih, bersih, tabularasa ibarat bayi yang baru lahir. Warna topengnya putih polos hingga pakaian serba putih. Komposisi gerakan tari di praktekkan secara lembut, tenang dan sederhana, walaupun alunan musiknya sangatlah dinamis, yang memebri arti akan dedikasi manusia yang suci dan tidak mudah tersentuh oleh hiruk pikuk duniawi yang mengarah kepada hal negatif.
Topeng
Samba, merupakan sebuah penggambaran dari jiwa yang sedang teduh. Topeng Samba
juga dikenal sebagai topeng anak-anak dalam menggambarkan kehidupan
manusia Cirebon yang dapat dilihat dari fase biologis anak-anak. Dengan
gerakan keceriahan yang menunjukkan adanya gaya hidup yang bahagia, hal ini
dibuktikan mutu tariannya yang centil, lucu, genit dan kekanak-kanakan
menunjukkan kesegaran ekspresi topeng Samba, yang berwarna putih serta
berkarakter hiasan dibagian wajah atas seperti rambut, yang dibalut dengan
lincahnya gerakan tari mengikuti irama musik.
Topeng
Rumyang, merupakan sebuah penggambaran dari jiwa manusia yang sudah melepaskan
nafsu duniawinya dan menjadi manusia yang harum. Topeng Rumyang memiliki warna
merah jambu yang merupakan asal kata dari Arum / Harum dan Yang / Hyang
(Tuhan). Maknanya bahwa kita senantiasa mengharumkan nama Tuhan yaitu dengan
Do’a dan dzikir. Menggambarkan kehidupan tentang anak manusia pada masa
pencarian ati diri. Memiliki posisi karakter yang selalu penasaran akan Kebesaran
Tuhan, dan menjadikan simbol klasik bagi manusia yang lahir di tanah Cirebon,
dimana dirinya telah memasuki fase remaja. Serta menunjukkan kepribadian yang
tegas, dan terstruktur dengan baik selayaknya pendewasaan umat manusia.
Topeng
Patih (Tumenggung), merupakan sebuah penggambaran dari jiwa yang sudah dewasa.
Topeng ini menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas, berkepribadian,
serta bertanggung jawab. Topeng Temenggung memaknai simbol dari kebaikan kapada
sesama manusia, saling menghormati dan senantiasa mengembangkan silih Asah,
Silih Asih dan Silih Asuh, senantiasa berbuat baik untuk sesamanya. Sehingga
konsep karakter topeng Tumenggung mengindikasikan dari gambaran kehidupan
tentang para bangsawan kraton.
Topeng Kelana (Rahwana), merupakan
topeng yang menggambarkan jiwa manusia yang penuh
dengan hawa nafsu dan emosi. Sebagian besar masyarakat Cirebon memaknai topeng
Kelana ini sebagai simbol angkara murka, kerakusan manusia. Kriteria antara
adanya simbol angkara murka ini menjadi ragam pendapat dan menjadi pusat
perhatian seniman, budayawan dan pengamat topeng. Pesan yang umum dari bentuk
topeng berwarna serba merah dengan kumis tebal dan tatapan mata tajam serta
gagah. Mampu mengekspresikan diri secara pribadi dengan menggambarkan sebagai
manusia yang mampu mengendalikan nafsu amarah
Simbol
yang kuat dalam karekter penciptaan Topeng Cirebon adalah bentuk nyata dari
ragam penciptaan semesta berdasarkan kepercayaan Indonesia purba dimasa
peradaban Hindu-Budha-Majapahit, yang mampu memahami segala bentuk ciptaan
adalah bagian atau pancaran dari Sang Hyang Tunggal, yang telah menyempurnakan
umat manusia di muka bumi. Secara khusus, Topeng Cirebon membangun pahamisme
dari diri manusia tentang gambaran yang sangat puitik, dari hadirnya alam semesta
serta umat manusia. Kemudian ditangkap oleh akal manusia bahwa, Sang Hyang
Tunggal yang merupakan ketunggalan mutlak tanpa pembedaan, berubah menjadi
keanekaan relatif yang sangat berbeda-beda sifatnya, bergerak lambat dan pasti
mampu menghasilkan kolaborasi seni dari rupa berkarakter unsur kemanusiaan,
yang tersusun dari kerajianan seni berbentuk topeng yang dikenal saat ini.
Implementasi
nyata yang dikembnagkan dalam dimensi Topeng Cirebon yang dikomunikasikan
kepada masyarakat adalah dengan menggunakan media pendukung seperti, olah gerak
tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu, diiringi
oleh tetabuhan atau bunyi-bunyian, dan disebut musik sebagai pengiring gerakan
penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Ekspresi tari yang
terbalut dengan karakter penokohan topeng menjadi alat utama komunikasi untuk
menyampaikan pesan sakral dan yang mampu menjiwai diseluruh benak para penikmat
seni olah gerak ini.
Rekontruksi
Topeng Cirebon dilihat dari kacamata sejarah dan budaya, tidak terlepas dari
unsur kesenian tari. Dapat dipastikan bahwa, serpihan-serpihan tarian yang saat
ini ada dan dipadukan dengan konteks budaya munculnya tarian tersebut. Konteks
budaya Topeng Cirebon tentu tidak dapat dikembalikan pada budaya Cirebon sendiri
yang sekarang. Artinya gerakan tari bermuatan dari unsur karakter penokohan
yang terdapat dalam penjiwaan bentuk topeng tersebut sehingga, simbol yang
memadukan unsur tari dan seni musiknya tidak terlepas dari dimensi
keharmonisasian wajah topeng yang di komunikasikan kepada publik diatas pentas
seni khasa kecirebonan.
Tari
Topeng Cirebon adalah tarian ritual yang amat sakral. Bukanlah hiasan, tontonan
maupun hiburan rakyat, berdasarkan catatan kitab-kitab lama seperti Babatan
Jawa menjelaskan dimana ketika seni tari di pertunjukanan didalam ruang
terbatas yang disaksikan saudara-saudara perempuannya kalangan bangsawan
kerajaan, dan untuk menarikan topeng ini diperlukan laku puasa, pantang,
semedi, yang sampai sekarang ini masih dipatuhi oleh para dalang topeng di
daerah Cirebon.
Sejak
terciptanya Tari Topeng Cirebon, dimasa lalu menjadi salah satu tarian yang
sangat langka, karena Seni tari ini adalah warisan pada zaman Kerajaan Cirebon
yang sering dipentaskan di kerajaan, Penari dan penabuh gamelan hidup
berkecukupan karena ditanggung oleh kalangan bangsawan atau kerajaan.
Namun,
di zaman modernisassi saat ini, kesenian khas kota Cirebon terwariskan secara
alamian dan turun temurun, sehingga kekayaan budaya dari seni tari topeng
Cirebon, mampu membangun sistem ekonomi kelompok seni yang telah menguasai seni
keceribonan secara menyeluruh dan diperkuat dengan tingginya kesadaran, akan
menjunjung harkat, derajat serta martaban dari peradaban seni budaya lokal khas
Cirebon. Hingga kini seni Tari Topeng Cirebon mulai dikenal diseluruh penjuru
tanah Pasundan, khususnya wilayah Utara Jawa Barat. Pengembangan seni budaya
terus digiatkan oleh sinergi berkuatan dari Pemerindah Daerah (pemda) Kota
Cirebon
0 Komentar