Kepulan asap dan wangi kemenyan
mengiringi tarian dengan gerakan gemulai penarinya. Inilah Tari Sintren, tarian
tradisional dari Cirebon yang kaya filosofi hidup.
Berbeda dengan tari topeng, tari sintren ini lebih nyentrik. Penarinya memakai kaca dan memakai busana adat khas Cirebon. Tarian sintren ini melibatkan kurungan. Sebelum menari dengan berbusana adat, penari diikat dengan tambang dan dimasukan ke kurungan.
Berbeda dengan tari topeng, tari sintren ini lebih nyentrik. Penarinya memakai kaca dan memakai busana adat khas Cirebon. Tarian sintren ini melibatkan kurungan. Sebelum menari dengan berbusana adat, penari diikat dengan tambang dan dimasukan ke kurungan.
nilai-nilai dakwah Islam yang dibawa
oleh pagelaran sintren adalah ;
Ranggap(Kurungan Ayam), bentuk kurungan ayam
yang melengkung berusaha mengingatkan pada manusia yang menyaksikan bahwa
bentuk melengkung itulah bentuk dari fase hidup manusia dimana manusia dari
bawah akan berusaha menuju puncak, namun setelah berada dipuncaknya manusia
kembali lagi ke bawah, dari tanah kembali menjadi tanah, dilahirkan dalam
keadaan lemah akan kembali pada keadaan yang lemah pula.
Duit(Uang), uang yang dilempar membuat penari
sintren langsung jatuh lemas bermakna di dalam kehidupan manusia jangan selalu
mendahulukan duniawi, terlalu serakah ke duniawi akan membuat manusia jatuh.
Perkembangan Sintren :
Kesenian tari sintren pada mulanya
dipentaskan pada waktu yang sunyi di saat malam bulan purnama karena kesenian
tari ini berhubungan dengan roh halus yang masuk ke dalam sang penari, namun
kini pementasan tari sintren tidak lagi dilakukan pada malam bulan purnama
melainkan dapat juga dipentaskan pada siang hari dan bertujuan untuk menghibur
wisatawan serta memeriahkan acara hajatan.
Melestarikan Sintren :
Kesenian tari sintren merupakan kesenian
tradisional yang harus terus dijaga dan dilestarikan agar tidak menghilang
apalagi di tengah arus globalisasi yang mana saat ini telah banyak hiburan
canggih yang berasal dari luar negeri dan sedikit demi sedikit akan semakin
menggusur kesenian tradisional, untuk itu pemerintah dan masyarakat perlu
memperhatikan kelangsungan dari tari sintren ini.
Salah satu kesenian tradisional yang
dimiliki oleh Cirebon adalah tari sintren yang mana tari tradisional yang
menggambarkan kesucian dari seorang wanita ini mengandung unsur magis.
Saat penari keluar dari kurungan, penonton dibuat takjub.
Pasalnya, penari berhasil lolos dari ikatan dan sudah berganti pakaian.
Kemudian musik langsung menyambutnya, penari pun langsung berjogetUniknya,
setiap ada penonton yang sawer dengan cara melemparkan uang ke penari, penari
langsung terjatuh dan berhenti menari. Seterusnya pun begitu.Selama libur
lebaran kemarin, pengelola Goa Sunyaragi mempertunjukkan tari sintren kepada
para pengunjung. Antusiasme pengunjung untuk menonton sintren pun terbilang
tinggi. Tari sintren memiliki makna filosofis tentang kehidupan. Sultan
Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat mengatakan tak ada unsur mistis dalam
tarian sintren. Arief mengatakan tari sintren memiliki makna bahwa manusia
kerap lupa diri ketika sudah bergelimang harta. "Sintren adalah
pertunjukkan seni yang di dalamnya memiliki makna filosofis yang mengingatkan
kepada masyarakat bahwa seseorang bisa lupa diri karena nafsu duniawi,"
kata Arief saat ditemui di kompleks Goa Sunyaragi, Kota Cirebon, Jawa Barat
beberapa waktu lalu.
Menurut masyarakat
sekitar, Sintren berasal dari dua kata yaitu si yang berarti “sang” dan tren
yang berarti “putri”. Jika gabungkan kedua kata tersebut akan menjadi “sang
putri”. Nah, menurut cerita rakyat dari Cirebon, dahulu kala ada kisah
percintaan antara Ki Joko Bahu dan seorang putri bernama Rantamsari. Namun,
hubungan tersebut tidak mendapat restu dari Sultan Agung Raja Mataram sehingga
kedua orang tersebut terpisah.
Sampai akhirnya Ki Joko
Bahu dikabarkan mangkat. Tak percaya dengan kabar tersebut, Rantamsari kemudian
mencari kekasihnya dengan menyamar menjadi penari Sintren. Sampai ajal menjemputnya
pun putri Rantamsari tak pernah menemukan kekasihnya. Itulah mengapa kata
Sintren sangat lekat dengan makna sang putri. Sejak dulu masyarakat percaya
bahwa roh yang masuk ke tubuh penari adalah roh dari Rantamsari.
Keunikan Dalam Tari Sintren
Dalam pementasannya, nggak sembarang
orang bisa menjadi penari Sintren, lho. Ada beberapa syarat khusus yang
harus dipenuhi untuk menjadi penari utamanya. Penari Sintren harus masih lajang
dan nggak pernah tersentuh oleh laki-laki (masih perawan). Penari tersebut
juga harus melakukan puasa terlebih dahulu sebelum pementasan agar benar-benar
suci dan bersih. Hal ini bertujuan agar roh yang memasuki penari nanti nggak
kesulitan untuk merasuki tubuh penari.
Ketika alunan musik bernuansa mistis
tersebut mulai dimainkan, kemudian sang pawang mulai beraksi dengan membacakan
doa-doa. Penari sebelumnya menggunakan pakaian putih dan kacamata hitam dengan
kondisi terikat oleh tali. Setelah itu pawang memasukkannya ke dalam kurungan
tertutup dan memberikan kostum khusus. Kostum ini hampir mirip dengan kostum
yang digunakan untuk wayang orang, Sahabat.
Nah, ini yang membuat penasaran banyak
orang. Dalam kondisi tubuh terikat dan di dalam kurungan yang gelap, tiba-tiba
penari sudah terlepas dari tali dan mengenakan pakaian saat kurungan dibuka
oleh pawang.
Tarian Mistis Saat Purnama Tiba
Setelah pawang selesai membacakan doa,
kemudian dupa diputar-putarkan di atas kurungan dengan iringan musik tetap
dimainkan. Pada akhirnya, pawang membuka kurungan tersebut dan terlihat penarinya
sudah terlepas dari tali yang mengikatnya dan sudah mengenakan kostum. Inilah
yang menjadi salah satu keunikan dari tari Sintren.
Penari akan langsung menari tanpa adanya
komando sebelumnya. Dengan gerakan tangan sederhana dan kaki yang dihentak-hentakkan
pertanda pertunjukan sudah dimulai. Setelah selesai, biasanya penari akan
dibantu dengan pawangnya untuk berputar mengambil uang saweran dari penonton.
Jika secara nggak sengaja melakukan kontak langsung dengan laki-laki
maka penari Sintren akan langsung pingsan. Nantinya, pawang akan memasukkan roh
kembali ke tubuh penari tersebut agar dapat berdiri lagi.
Biasanya pementasan tari
Sintren ini akan dilaksanakan pada malam hari saat bulan purnama. Hal ini
berhubungan dengan roh halus yang masuk ke dalam tubuh penari tersebut. Namun
seiring perkembangan zaman, kini tari Sintren dapat dilakukan kapanpun untuk
tujuan menghibur wisatawan. Tari Sintren ini juga sering dipentaskan pada acara
tertentu seperti pernikahan, khitanan atau hajatan.
Sahabat bisa menyiapkan
waktu untuk berkunjung ke Cirebon dan melihat pementasan tari Sintren.
Menyaksikan langsung tarian ini akan memberikan kesan tersendiri untuk Sahabat.
Yuk, segera agendakan kunjunganmu!
0 Komentar